Khutbah Jumat "Rezeki Berkah"
TUGAS UJIAN TENGAH
SEMESTER
Nama :
Tia Fakhira Salma
Kelas :
PAI/SEMESTER3/REGULER
NPM :
16.0401.0018
Mata
Kuliah : Al-Islam Kemuhammadiyahan
KHUTBAH
JUM’AT PERTAMA DAN KEDUA
“RIZKI
BERKAH”
1. Khutbah
Pertama
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ
وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ
أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ
هَادِيَ لَهُ ،َأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ،
وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ اَللّهُمَّ صَلِّ عَلَّ
نَبِيِّناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَا بِهِ وَسَلَّمَ تَسْلِماَ
كَثِيْرًا. أَمَّابَعْدُ,فَيَا عِبَاد الله أُوْصِيْكُمْ وَ نَفْسِي بِتَقْوَى
الله فَقَدْ فَاز اْلمُتّقُوْنَ ,يَقُوْلُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى فِي كِتَابِهِ
اْلكريمِ, "يَا أَيُّهَا الَّذينَ آمَنُوْا اتّقُوْالله حَقَّ تُقاَ تِهِ
وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُّسْلِمُنَ"
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Melalui khutbah
kali ini tak lupa saya menyampaikan pesan kepada diri saya pribadi dan kepada
jama’ah semuanya, agar kita selalu meningkatkan kualitas iman dan taqwa kita,
karena iman dan taqwa adalah sebaik-baiknya bekal setiap hamba untuk menuju
kehidupan di akhirat kelak.
Hadirin rahimakulullah,
Semua yang ada
dibumi dan dilangit adalah hanya milik Allah Ta’ala, sedangkan manusia hanyalah
diberikan hak untuk menggunakan kekayaan-Nya tersebut. Harta dan kekayaan yang
dimiliki setiap manusia tak lain adalah titipan-Nya. Maka suatu saat nanti,
semua titipan tersebut akan diambil kembali oleh Allah, kemudian semua akan
ditanya tentang apa yang telah kita perbuat terhadap titipan Allah tersebut.
Tidakkah kita ikut merenungkan syair Mahmud Hasan Al Warraq yang berkata, “Kurenungkan tentang harta dan penimbunannya,
ternyata apa yang tersisa itulah yang bakal binasa. Sedang apa yang kunafkahkan
di jalan kebaikan itulah yang kekal.”
Ma’asyirl Muslimin rahimakulullah,
Diantara perkara
yang harus kita yakini adalah bahwa rizki seseorang tidak akan tertukar dengan
orang lain. Karena Allah sudah memberikan porsi tersendiri kepada hamba-hambaNya,
dengan berbeda-beda antara yang satu dengan yang lainnya. Seseorang tidak akan
meninggal dunia sampai jatah porsi rizki yang ditentukan oleh Allah telah habis
dimakannya. Rasulullah SAW bersabda :
أَيُّهَا
النَّاسُ اتَّقُوا اللَّهَ وَأَجْمِلُوا فِي الطَّلَبِ فَإِنَّ نَفْسًا لَنْ
تَمُوتَ حَتَّى تَسْتَوْفِيَ رِزْقَهَا وَإِنْ أَبْطَأَ عَنْهَا فَاتَّقُوا
اللَّهَ وَأَجْمِلُوا فِي الطَّلَبِ
“Wahai manusia, bertakwalah engkau kepada
Allah, pakailah cara baik dalam mencari (rizki). Sesungguhnya seseorang tidak
akan meninggal sampai ia sudah meraih seluruh (bagian) rizkinya, meskipun
tertunda darinya. Bertakwalah kepada Allah dan lakukan cara yang baik dalam
mencari (rizki)”. (HR. Ibnu Majah)
Ma’asyiral Muslimin rahimakulullah,
Saat ini, banyak
orang yang tidak peduli lagi dengan halal ataupun haram, karena kegalauan
hatinya, khawatir dengan masa depannya, kalau tidak mengumpulkan harta di usia
produktifnya, maka ia akan kekurangan di masa tuanya, sehingga tidak peduli
jalan apa saja ia tempuh, halal atau haram.
لَيَأْتِيَنَّ
عَلَى النَّاسِ زَمَانٌ لَا يُبَالِي الْمَرْءُ بِمَا أَخَذَ الْمَالَ أَمِنْ
حَلَالٍ أَمْ مِنْ حَرَامٍ
“Akan
datang suatu masa pada umat manusia, mereka tidak lagi peduli dengan cara untuk
mendapatkan harta, apakah melalui cara yang halal ataukah dengan cara yang
haram”. [HR Bukhari].
Hadirin jamaah sholat jumat
Rahimakulullah,
Hanya Allah-lah
yang tahu jumlah rizki yang akan diberikan kepada para hambaNya. Rahasia itu
erat dalam genggaman-Nya sehingga tak seorangpun tahu, rizki apa yang akan
diperoleh esok, dan dengan cara apa Allah memberikannya.
Allah berfirman dalam Q.S Lukman :
34
ۖوَمَا تَدْرِي نَفْسٌ مَاذَا تَكْسِبُ غَدًا
ۖ
“Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui
(dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok.” (QS. Lukman : 34)
Bahkan manusia
tidak tahu apakah rizki yang datang kepadanya akan mendatangkan berkah atau
laknah.
Rizki yang
berkah adalah rizki yang mendatangkan kebaikan berlipat ganda di setiap lini
kehidupannya. Hal ini tercermin pada diri yang merasa berkecukupan memenuhi
kebutuhan keluarganya, meskipun pendapatan yang didapatkan masih jauh dari kata
cukup, tetapi kebahagiaan selalu menyelimutinya. Nabi Muhammad SAW bersabda
kepada Hakim bin Hizam RA :
يَا
حَكِيمُ إِنَّ هَذَا الْمَالَ خَضِرٌ حُلْوٌ فَمَنْ أَخَذَهُ بِسَخَاوَةِ نَفْسٍ
بُورِكَ لَهُ فِيهِ وَمَنْ أَخَذَهُ بِإِشْرَافِ نَفْسٍ لَمْ يُبَارَكْ لَهُ فِيهِ
وَكَانَ كَالَّذِي يَأْكُلُ وَلَا يَشْبَعُ
“Wahai Hakim, sesungguhnya harta ini begitu
hijau lagi manis. Maka barangsiapa yang mengambilnya dengan kesederhanaan jiwa,
niscaya akan diberkahi. Dan barangsiapa mengambilnya dengan kemuliaan jiwa,
niscaya tidak diberkahi; layaknya orang yang makan, namun tidak pernah merasa
kenyang”.
Hadirin sidang jum’at
rahimakulullah,
Ciri utama harta
yang berkah adalah jika ia selalu membuat pemiliknya semakin dekat kepada Allah
Ta’ala, yaitu :
1.
Menambah
ketakwaannya kepada Allah
قُلْ
لا يَسْتَوِي الْخَبِيثُ وَالطَّيِّبُ وَلَوْ أَعْجَبَكَ كَثْرَةُ الْخَبِيثِ
فَاتَّقُوا اللَّهَ يَا أُولِي الألْبَابِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
Katakanlah :
"Tidaklah sama yang buruk dengan yang baik, meskipun banyaknya keburukan
itu menarik hatimu, maka bertakwalah kepada Allah wahai orang-orang mempunyai
akal sehat, agar kamu beruntung." (QS. Al-Maidah : 100)
Di
dalam ayat ini, setelah Allah menegaskan pentingnya kualitas harta halal, ia
lalu memerintahkan, untuk bertakwa, suatu indikasi bahwa tidak mungkin harta
haram akan membantu mencapai ketakwaan.
2. Memberikan rasa aman dan ketentraman
dalam hati
Allah
mengumpamakan setiap kebaikan (kalimatun tayyibah) termasuk di dalamnya harta
halal dengan sebuah pohon yang kokoh, akarnya menghujam ke bumi, cabangnya menjulang
ke langit, memberikan buahnya setiap saat. Sebaliknya setiap keburukan
(kalimatun khabitsah) termasuk harta haram, akan menjadi seperti phon yang
goyah, akarnya hanya melingkar di permukaan bumi, tidak berbuah serta tidak
memberikan rasa aman bagi siapa saja yang berteduh dibawahnya sebagaimana
firman Allah dalam QS. Ibrahim : 24-26
3. Mengantarkan kepada amal shaleh
يَٰٓأَيُّهَا
ٱلرُّسُلُ كُلُوا۟ مِنَ ٱلطَّيِّبَٰتِ وَٱعْمَلُوا۟ صَٰلِحًا ۖ إِنِّى بِمَا
تَعْمَلُونَ عَلِيمٌۭ
"Hai
para rasul, makanlah dari makanan yang baik-baik, dan kerjakanlah amal yang
saleh. Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS Al-Mu’minun
: 51)"
Dalam
ayat ini, Allah menjelaskan keterkaitan antara memakan harta halal dengan amal
sholeh.
4. Mendorong untuk bersyukur, firman Allah
dalam QS. Al-Maidah : 88
“Dan
makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang telah Allah rizkikan
kepadamu dan bertaqwalah kepada Allah yang kamu beriman kepada-Nya”. Disini
tergambar bahwa hanya harta halal yang bisa membuat seorang hamba pandai
bersyukur kepada-Nya.
Semoga
Allah memberikan keberkahan pada harta yang kita miliki sehingga meningkatkan
kualitas ketaqwaan kita kepada-Nya, amin ya rabbal ‘alamin.
أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأسْتَغْفِرُ الله الْعَظِيمَ
فَسْتَغْفِرُوْهُ, إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيِمُ
2.
Khutbah Kedua
الْحَمْدُ الله
حَمْدًا كَثِيرًا كَمَا اَمَرَ, اَشْهَدُ اَنْ لاَّ اِلَهَ اِلاَّ اللّهُ وَ
حْدَهُ لاَ شَريْكَ لَهُ اِرْغَامًا لِمَنْ جَحَدَ بِهِ وَكَفَرَ,وَاَشْهَدُ اَنَّ
مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ سَيِّدُ الْاِنْسِ وَالْبَشَرِ. اَللّهُمَّ
صَلِّ وَ سَلَّمْ عَلَ نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَ صَحْبِهِ
أَجْمَعِيْنَ, اَمَّا بَعْدُ : فَيَا اَيُّهاَالنَّاسُ, اِتَّقُوا اللهَ تَعَا لَى
وَذَرُوالْفَوَا حِشَ مَاظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنْ, وَحاَفِذُوْا عَلَى
الطَعَةِ وَحُذُوْرِ الْجُمُعَةِ
وَالْجَمَاعَةِ. وَاعْلَمُوْا اَنَّ اللهَ اَمْرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأً فِيْهِ
بِنَفْسِهِ, وَثَنَّى بِمَلاَئِكَةِ الْمُقَرَّبِيْنَ . فَقَالَ تَعَالَى : اِنّ
اللهَ وَمَلاَ ئِكَتَهُ يُصَلُّوْ نَ عَلَى النَّبِيْ يَاَيُّهَا الَّذِ يْنَ
آمَنُوْا صَلُّوْ عَلَيْهِ وَسَلَّمُوْ تَسْلِمًا , الّلهُمَّ صَلِّ وَسَلَّمْ
عَلَ نَّبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَاصْحَبِهِ أَّجْمَعِنَ.
اَللّهُمَّ
اغْفِرْ للْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ والْمُؤْمِنَاتِ
اْلاَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ
إنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ, اللّهُمَّ ادْفَعُ عَنَّا
الْغَلاَءَ وَالْبوَبَاءَ والزَّناَ وَلْمِحَنَ, عَنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً
وَعَنْ سَائِرِ بِلاَدِ الْمسْلِمِيْنَ
عَمَّةً, رَبَّنَا اَتِنَا فِى الدُّنْياَ حَسَنَةً وَفِى اْلاَخِرَةِ حَسَنَةً
وَقِنَا عَذَا بَ النَّارِ.
عِبَا دَالله
اِنَّ اللهَ يَأْمُرُبِاالْعَدْلِ وَاْلاِحْسَانِ وايْتَا ءِ ذِ ى الْقُرْبَى
وَيَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْىِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَ كَّرُوْنَ فَاذْ كُرُوا الله
الْعَظِيْمِ وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ, وَلَذِ كْرُاللهِ
اَكْبَرُ.
Komentar
Posting Komentar